TUGAS PTK IRWAN
PENGGARUH
PENGGUNAAN BAHASA DAERAH DI LINGKUNGAN KAMPUS STKIP YAPIS DOMPU TERHADAP
TINGKAT KELANCARAN MAHASISWA DALAM MEMAKAI BAHASA INDONESIA DALAM LINKUNGAN
KAMPUS
IRWANSYAH
NIM.10.01.079
TUGAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
YAPIS DOMPU
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa
Indonesia dipakai oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa
untuk
keseharian. Pada hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, diresmikan suatu
bahasa nasional Bahasa Indonesia sebagai salah satu alat pemersatu bangsa.
Sehingga menimbulkan semangat baru untuk masyarakat Indonesia untuk merebut
negaranya dari tangan penjajah untuk menjadi negara merdeka. Bangsa Indonesia
lebih merasa terkait dalam satu ikatan karena merasa : Satu Tanah Air, Satu
Bangsa, dan Satu Bahasa.
Dengan
adanya bahasa Indonesia semua lapisan masyarakat mampu mengobarkan semangat
untuk bangsa Indonesia merdeka dan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
kesatuan. Dalam penggunaannya masyarakat lebih cenderung menggunakan
bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara
pengucapaan maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa resmi negara Indonesia. Karena pada kenyataannya
masyarakat belum mengetahui secara mendalam tentang Bahasa Indonesia yang baku
dan benar.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Pengertian dari bahasa daerah?
2. Apa hubungan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah?
3. Apa pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa
Indonesia?
4. Apa dampak yang akan timbul dengan adanya penggunaan bahasa
daerah terhadap bahasa
Indonesia?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian bahasa daerah
Pengertian bahasa menurut Bill Adams adalah sebuah
sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
Sedangkan menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk
pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk
dan struktur yang logis. Menurut Ferdinand De Saussure bahasa adalah ciri
pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa
dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Dan menurut Plato Bahasa
pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata
(nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide
seseorang dalam arus udara lewat mulut.[1]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahasa
merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan
adaptasi. Di Indonesia terdapat banyak bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya
yang sering disebut sebagai bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di
suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang luas. Bahasa daerah
sudah ada sejak zaman dulu. Jumlahnya sampai beratus-ratus dan tersebar
diseluruh kepulauan, mulai dari pulau Formosa (Taiwan) di sebelah utara sampai
ke Selandia Baru disebelah selatan, dari Mandagaskar di sebelah barat sampai
kepulau-pulau Paas di sebelah timur yang merupakan suatu keluarga besar dan
masih dekat hubungannya dengan Austronesia.[2]
2.2 hubungan antara bahasa Indonesia
dengan bahasa daerah
Antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai hubungan
yang sangat erat, tidak dapat dipungkiri adanya bahasa Indonesia yang muncul
seiring dengan perkembangan bahasa daerah itu sendiri. Karena bahasa daerah dan
bahasa Indonesia saling melengkapi. Terutama dalam hal berkomunikasi antar
masyarakat. Dengan adanya dua bahasa ini menimbulkan kedwibahasaan di negara
Indonesia.
Dalam Seminar Pengembangan Bahasa Daerah (1976) itu, yang
merumuskan tujuaan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagai berikut :
(a) Di bidang struktur bahasa, tujuannya ialah terbinanyabahasa daerah yang
strukturnya terpelihara dan sesuai dengan keperluan masa sekarang. (b) Dibidang
pemakai, tujuan pembinaan adalah agar kedwibahasaan itu tetap (stabil), yaitu
pemakai itu menguasai kedua bahasa itu seimbang, dan tidak menjadi ekabasahawan
semata-mata. Jumlah pemakai itu hendaknya tetap berkembang dan tidak sebaliknya
menyusut. (c) Di bidang pemakaian, pembinaan bertujuan agar bahasa daerah
dipergunakan secara penuh sesuai dengan fungsinya, dalam keseimbangan dengan
bahasa Indonesia seperti ditetapkan dalam Politik Bahasa Nasional.[3] Jadi antara
bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terjadi kontak sosial dan budaya yang
aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan jiwa bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasa
saling bersangkutan dan memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa saling
mempengaruhi.
2.3 pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa
Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan
dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai
contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya
berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang
Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang
berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya
yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya
kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat
seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo.
Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa
yang akan digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman
budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan
merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan
mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya
bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing
daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah
yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka.
Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk
berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab.
Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang
baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
2.4 Dampak yang akan timbul
Berikut beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap
bahasa Indonesia:
1. Dampak Positif:
a. Bahasa Indonesia memiliki banyak
kosakata.
b. Sebagai kekayaan budaya bangsa
Indonesia.
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari
suatu suku dan daerah.
d. Menimbulkan keakraban dalam
berkomunikasi.
e. Sebagai alat pemersatu antar budaya
dan bangsa.
2. Dampak Negatif
a. Bahasa daerah yang satu sulit
dipahami oleh daerah lain.
b. Masyarakat menjadi kurang paham
dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan
bahasa daerah.
c. Dapat menimbulkan kesalah pahaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman budaya dan bahasa
daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia di karenakan
masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa
daerah di bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Ketidaktahuan
terhadap bahasa daerah lain juga akan mempengaruhi dalam berkomunikasi
masyarakat. Bahasa Indonesia sering digunakan sesuai dengan kondisi daerah jadi
belum sepenuhnya masyarakat menggunakannya.
Dengan demikian antara bahasa Indonesia dan bahasa
Daerah telah terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia
dan jiwa bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasa saling bersangkutan dan
memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.
3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dan jangan mencampur adukan bahasa daerah
dengan bahasa Indonesia karena akan menimbulkan banyak kosakata baru dan akan
mempengaruhi pengucapan saat menggunakan bahasa Indonesia baku.
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Peneleitian
ini di latar belakangi oleh keinginan saya meneliti tingktkempauan mahasiswawa
STKIP dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam linggkunagan kampus STKIP yapis
dompu
b.
Rumusan Masalah
a.
Apakah pengaruh bahasa daerah terhadap
kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia ?
b.
Bagaimanakah pengaruh bahasa daerah
terhadap mahasiswa dalam memakai bahasa Indonesia di kampus STKIP Yapis Dompu
Comments
Post a Comment