MAKALAH: UNSUR MINIMETIK NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
TUGAS
MATA KULUIAH : KRITIK SASTRA
TENTANG
MENCARI UNSUR MINIMETIK DALAM NOVEL
(PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN)
DISUSUN
OLEH:
Nama : Irwansyah
Nim : Bi. 10.01.079
Jurusan :
Bahasa Dan Satra Indonesia
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN &
ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) YAPIS DOMPU
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya, walaupun masih ada kekurangan-kekurannya.Salam
dan salawat atas junjungan Nabi besar Muhammad yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan menuju zaman intelektualitas seperti yang kita rasakan sekarang
ini. terima kasih kepada Bapak Abdul
Hair selaku dosen pengampun mata kuliah Kritik Sastra , dan rekan-rekan
mahasiswa yang membantu dalam menyelesaikan lapoaran ini.Saya menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih ada kekurangannya, maka dari itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
lapoaran ini.
Semoga lapoaran ini
bermanfaat bagi kita semua dan khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dompu, 29 April 2013
Penulis,
Irwansyah
BAB II
PUDARNYA PESONA CLEOPATRA
A.
SINOPSIS
Dengan panjang lebar ibu
menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dojodohkan dengan
Raihana, yang tak pernah kukenal."Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di Pesantren
Mangkuyudan Solo dulu" kata ibu." Kami pernah berjanji,jika dikarunia
anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan . Karena
itu ibu mohon keikhlasanmu,"ucap beliau dengan nada mengiba .
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari,akhirnya aku
pasrah. Aku menuruti keinginan ibu.Aku tak mau mengecewakan ibu .
Tiada
tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau." tak terasa
air mataku mengalir,dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa .
Tangisku meledak . Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang
baby face dan teduh,pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya,suaranya
lembut,tangannya yang halus bersimpuh memeluk kakiku,semuanya terbayang
mengalirkan persaan haru dan cinta . Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang
turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku . Seketika itu Pesona Cleopatra
telah memudar berganti cinta pada Raihana tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam
hatiku . Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata . Aku tiba-tiba begitu
merindukannya . Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku pada Raihana .
Kukebut kendaraanku . Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes
sepanjang jalan . Begitu sampai di halaman rumah mertua,nyaris tangisku
meledak. kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku . Melihat
kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menagis tersedu-sedu . Aku jadi heran
dan ikut menangis . "Mana Raihana bu?."Ibu mertua hanya bisa menangis
dan menangis . Aku terus bertanya sebenarnya apa yang terjadi." Raihan...
istrimu .. istrimu... dan anak yang dikandungny".Ada apa dengan
dia?."Dia telah tiada ."Ibu berkata apa?."Istrimu tlah meninggal
seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi . Kamio membawanya ke RS. Dia
dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal dia berpesan untuk meminta maaf
atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama bersamamu. Dia minta maaf telah
tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhoinya." Hatiku
bergetar hebat ." ke..napa ibu tidak memberi kabar padaku ?." ketika
Raihana dibawa ke RS. aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu, tapi kau
tak ada disana. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan .
Apalagi Raihana berpesan untuk tidak menggagumu. Ketika dia meninggal kami
sangat sedih, jadi maafkan kami .
Aku menangis tersedu-sedu . . Hatiku
pilu . Jiwaku remuk . Ketika aku merasakan cinta Raihana,dia tlah tiada .
Ketika aku ingin menebus dosaku,dia tlah meninggalkanku.Ketika aku ingin
memuliakannya dia telah tiada . Dia tlah meninggalkanku tanpa memberikan
kesempatan padaku untuk sekedar meminta maaf dan tersenyum padanya .
Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan persaan bersalah tiada terkira .
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukkan tanah yang masih baru dikuburan
pinggir desa. Diatas itu ada dua buah batu nisan . Nama dan hari wafat Raihana
tertulis disana . Aku tak kuat menahan rasa cinta,haru,rindu, dan penyesalan
yang luar biasa . Aku ingin Raihana hidup kembali .
Dunia
tiba..tiba... gelap semua.......
GUBRAKS... GUBRAKS....
BAB II
Unsure-Unsur Dalam Novel Pudarnya Pesona
Cleoparta
a. Rumusan Masalah
1.
BAB II
RESENSI NOVEL BAIT-BAIT CINTA
A. SINOPSIS
Novel
ini menceritakan kehidupan Jaka Suganda, seorang mahasiswa Indonesia di
universitas Al Azhar yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini. Dia adalah
sosok yang dinamis, cerdas, dan menjadi aktivis di sekolahnya. Ia bertekad
meneruskan belajarnya di universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, meski keadaan
ekonominya tidak memungkinkan. Ia mendapatkan beasiswa dari Departemen Agama
sehingga dapat melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Selain itu biaya studinya juga dibantu oleh salah satu orang kaya dikampungnya,
daerah Cipakat, Sukarema, Cipasung (sebuah desa di Tasikmalaya) yang bernama
Haji Ismail.
Bantuan
ini tidak lepas atas jasa anaknya yang bernama Fatimah, anak Haji Ismail
sekaligus adik kelas Jaka ketika masih bersekolah di Madrasah Aliyah. Fatimah
tahu Jaka ingin melanjutkan studinya di Kairo, niat Jaka ini disampaikan kepada
ayahnya sehingga Haji Ismail mau membantu biaya kuliah Jaka. Selanjutnya, rasa
simpati itu berubah menjadi rasa cinta.
Saat-saat
sebelum keberangkatannya ke Mesir, Haji Ismail sempat dibuat berdecak kagum
saat menyaksikan kecerdasan Jaka, terutama dalam hal sejarah lokal, seperti
tentang tanah Galunggung, sebuah daerah di wilayah yang mereka huni. Selain itu
pandangan-pandangan Jaka turut juga membawa simpati Haji Ismail, sebab Jaka
dinilai sangat dewasa, meski ia baru lulus MAN. Hal ini membuat Haji Ismail
tambah yakin dengan keinginannya untuk membantu membiayai kuliah Jaka di Mesir
sampai selesai, dengan harapan kelak di daerahnya ada orang alim yang bisa
mengajarkan ilmu agamanya.
Ketika
Jaka sudah melanjutkan studi di Al-Azhar, Kairo, Mesir, ia berkenalan dengan
seorang gadis berdarah Palestina bernama Amira yang juga sedang studi di Kairo.
Awal cerita perkenalan inipun lantaran ada pertandingan bola basket antar
wafidin (mahasiswa asing di Mesir), yakni antara mahasiswa Indonesia dengan
mahasiswa Palestina. Perkenalan antara Amira dan Jaka disebabkan Muhammad Iyad,
yang sering menceritakan keahlian Jaka dalam bermain bola basket, termasuk juga
cerita kepribadiannya yang santun, dan wawasannya yang cukup luas.
Jaka
bersimpati pada Amira karena seluruh keluarganya mati syahid dibunuh tentara
Zionis Israel. Pertemanan Jaka dengan Amira pun berlanjut dengan cerita Asmara.
Hal ini tak mengherankan sebab antar keduanya sama-sama mempunyai kelebihan,
baik dalam hal fisik maupun yang lainnya. Sejak itulah Jaka kurang
memperhatikan Fatimah, anak Haji Ismail, orang yang telah berjasa kepadanya.
Inti
cerita di novel ini adalah konflik antara Israel dan Palestina yang diceritakan
secara jelas. Konflik bernuansa agama ini sudah berlangsung sejak 1948 dan
sampai sekarang belum juga menemukan jalan damai. Penyebabnya apa lagi kalau
bukan Zionis Israel yang memang tidak ingin dan tidak akan pernah berdamai
dengan kaum muslimin. Mereka sebagai bangsa pendatang melakukan migrasi
besar-besaran diawal tahun 1930-an dan ingin mengusir penduduk muslim Palestina
dari tanah airnya sendiri. Zionis Israel membunuh siapapun tidak peduli
anak-anak, wanita atau orang tua.
Dalam setting lokalnya,
di Cipakat, terjadilah babak kisah perjodohan antara Haji Ismail dengan
Sukarta, orang tua Jaka. Keduanya setuju. Sebab Haji Ismail diam-diam ternyata
berharap pada Jaka menjadi menantunya. Ia ingin mewujudkan cita- citanya
mendirikan Pesantren di Cipakat. Maklum Haji Ismail adalah orang yang kaya
raya, maka untuk membangun Pesantren tak begitu masalah.
Dalam
babak perjodohan ini, Hajjah Ibu Murtamah, istri Haji Ismail, sempat tidak
setuju dengan drama perjodohan Fatimah-Jaka, sebab ia sudah menganggap Jaka
selama ini adalah anaknya sendiri. Karenanya tak mungkin menikahkan anak dengan
anak. Sebelum akhirnya perasaan bersalah Ibu Murtamah itu mampu ditepis oleh
Haji Ismail. Hingga bulat tekadlah mereka menjodohkan Fatimah-Jaka. Keluarga
ini terlebih dulu mencarikan alternatif calon (yang hendak disandingkan dengan
putrinya), kepada Kiyai Ghofur, Pengasuh Pesantren di daerahnya. Calon demi
calon didatangkan, akan tetapi belum menemukan kecocokan, hingga akhirnya
tercetus satu rencana lain, yakni rencana keluarga Haji Ismail yang ingin naik
haji, termasuk juga Fatimah, serta akad nikah yang akan dilakukan di Mekah,
saat mereka berhaji itu. Seperti gayung bersambut, Jaka sendiri kebetulan
mendapatkan Temus (Tenaga Musim Haji) dari KBRI.
Jaka
gamang karena datangnya berita dari Indonesia bahwa kedua orang tuanya
menjodohkannya dengan Fatimah. Namun, Jaka tak sanggup meninggalkan Amira yang
dirundung duka seorang diri. Keluarga angkat Amira, termasuk Mido, meninggal
saat sedang berlibur. Tempat mereka menginap dijatuhi bom oleh tentara Israel,
200 orang meninggal, termasuk keluarga angkat Amira yaitu Satu keluarga Babah
Miqdad, orang tua Muhammad Iyad, Paman Amira yang selama ini ia jadikan sebagai
tempat bersandar, pengganti orang tuanya, semua meninggal dunia, termasuk
Muhamamd Iyad.
Di
satu sisi, karena Fatimahlah, Jaka bisa bersekolah di universitas Al-Azhar.
Kalau bukan karena Fatimah yang menceritakan mengenai prestasinya, tentulah
Haji Ismail, yang juga merupakan ayah kandung Fatimah, tidak akan
menyekolahkannya ke Mesir. Namun, Jaka pun tak bisa mengelak dari benih – benih
cinta yang tumbuh antara Ia dan Amira. Amira, yang merupakan gadis berdarah
Palestina, merupakan anak angkat di keluarga Khalid, yang masih merupakan kakak
dari ayahnya. Sementara kedua orang tua dan kakak kandungnya, masih menetap di
daerah yang kini diduduki Israel.
Di
tengah kegalauannya antara menerima Fatimah atau menerima ajakan Amira kembali
ke Palestina, Jaka akhirnya mengambil sebuah keputusan yang sangat berat dan
berarti bagi hidupnya. Selanjutnya Jaka akhirnya membatalkan temusnya (juga
perjodohannya dengan Fatimah), dan lebih memilih bersama Amira pergi ke
Palestina.
C. KEPENGARANGAN
C. KEPENGARANGAN
Geidurrahman
Elmishry adalah nama pena dari Aguk Irawan MN, Lc. Lahir di lamongan 1 April
1979. Sekolah di MA Negeri Babat sambil belajar kitab kuning di Pondok
Pesantren Darul Ulum, Langitan, Widang, Tuban. Selama di MAN, ia belajar teater
dan menulis puisi pada guru bahasa Indonesia, yaitu seorang penyair yang cukup
terkenal di Lamongan; Pringgo. Kemudian ia melanjutkan kuliah di Al-Azhar
University Cairo, jurusan Filsafat, dengan beasiswa Majelis A’la Al-Islamiyah.
Selama di Kairo, ia banyak menulis karya sastra di pelbagai lembaran pers
Selama di Kairo, ia banyak menulis karya sastra di pelbagai lembaran pers
Mahasiswa, terutama di
Buletin Kinanah, dan berproses kreatif teater di sanggar yang turut ia dirikan,
Kinanah. Sanggar ini, atas dukungan Gus Mus kemudian menerbitkan jurnal Kinanah
di Indonesia, bekerjasama dengan LKiS Yogyakarta, dan ia dipercaya sebagai
pemimpin redaksi. Ia juga menjadi aktivis di banyak organisasi, seperti
PCINU-Mesir, KSW, dan pernah menjabat sebagai ketua umum senat Fakultas
Ushuluddin Univ. Al-Azhar Mesir (PPMI 2001), sebelum akhirnya, ia sering
dipercaya sebagai juri dalam berbagai apresiasi seni Mahasiswa, terlebih dahulu
ia kerap memenangkan lomba karya tulis tingkat mahasiswa di Kairo, baik yang
diadakan KBRI atau pers semisal Terobosan.
Di tingkat nasional,
dia telah dipercaya sebagai Dewan Juri bertaraf Nasional, diantaranya sebagai
salah seorang Dewan Juri tahap I, Khatulistiwa Award (2007), bersama Qory
Izzatul Muna dan Joni Ariadinata dipercaya menjadi juri karya fiksi se-Jawa
yang diadakan Ponpes Pandanaran, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Selain itu,
berbagai forum dan festival sastra juga pernah mengundangnya untuk membacakan
puisi, diantaranya bersama Sitor Situmorang “Mengintip ke Belakang, Menengok ke
Depan” di Taman Ismail Marzuki Jakarta (2005), Forum Penyair Tiga Kota;
Yogyakarta, Kulonprogo dan Purworejo (2008), duet dengan Joko Pinurbo di Forum
Pendopo, Yogyakarta (2007), dan lain sebagainya.
Ada puluhan buku yang
menghimpun tulisannya, baik itu fiksi, non fiksi, maupun terjemahan. Buku
non-fiksi yang telah terbit diantaranya: Dari Lembah Sungai Nil (1998), Hadiah
Seribu Menara (1999), Kado Milenium (2000), Negeri Sarang Laba-Laba (2002),
Liku Luka Kau Kaku (2004), Sungai yang Memerah (2005), dan trilogi Risalah Para
Penderita (2008). Sementara non fiksi, Menjadi Orang Beken (2008) bersama Isfah
Abidal Aziz, menulis buku yang cukup tebal, Di Balik Fatwa Jihad (2007). Karya
Drama Taufik El-Hakiem, Tahta Dzilali Syams (Di Bawah Bayangan Matahari) dan
karya klasik Abu A’la El Ma’ary, Komedi Al-Illahiyah (Komedi
Langit) adalah beberapa
karya terjemahan sastra Arab yang dia buat.
Kini dia tergabung di
lembaga Lesbumi, Yogyakarta dan dipercaya sebagai pemimpin redaksi Majalah
Kalimah, juga Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
(PP-LKKNU) Jakarta, bidang riset dan Pengembangan.
B. KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
Sekilas
isi dari novel ini tampak sederhana karena merupakan cerita tentang seseorang
yang menentukan pilihan pasangan hidupnya. Hanya saja, inti cerita itu
dibingkai dalam kekuatan literer yang cukup kaya mengenai sejarah konflik
Palestina-Israel yang dapat dilihat hampir disetiap bab. Selain itu, sejarah
lokal tanah Galunggung, kerajaan Galuh, Majapahit yang dapat dilihat di halaman
59-65 dan 228-234 (hardcover) tampaknya semakin memperkaya mutiara hikmah bagi
para pembaca.
Penggambaran
latar Palestina dan Kairo secara cerdas dan runtut membuat pembaca seakan-akan
berada di dalamnya. Geidurrahman mampu meng-infiltrasikan sudut pandang baru
dalam konflik palestina yg terbungkus rapi dalam balutan roman dan pengetahuan
mendalam tentang berbagai perilaku, budaya, sistem pemerintahan, dan adat
istiadat mesir yg menjadi latar penceritaan.
Sayangnya,
ada sedikit gangguan saat membaca, terkait dengan masalah catatan kaki. Pembaca
terpaksa membolak-balik buku, untuk mengetahui arti dan maksud kata dan tempat
yang tidak diketahui pembaca. Alangkah baiknya, jika keterangan tersebut
diletakkan saja di bawah halaman bersangkutan, sehingga membaca pun jadi enak.
A. IDENTITAS
BUKU
Judul buku : Bait-Bait Cinta
Pengarang : Geidurrahman Elmishry
Penerbit : Grafino Khazanah Ilmu
Kota : Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Urutan Cetakan : Cetakan I, April 2008
Dimensi Buku (L x P) : 13 x 20 cm
Jumlah Halaman : 350 hlm.
Harga buku :Rp. 43.000 (Soft Cover)
Rp. 59.000 (Hard Cover)
E. KESIMPULAN
Novel karya Geidurrahman Elmishry ini
telah berhasil menyuguhkan kisah asmara yang romantis, dinamis, hangat dan
penuh dengan tanggung jawab dengan tetap berlatar Arab-Mesir. Novel ini juga
menceritakan sejarah lokal Indonesia serta memaparkan sejarah agama samawi dan
pertikaian Palestina-Israel secara runtut yang sampai sekarang belum mencapai
titik temu. Isinya mengandung nilai-nilai kehidupan yang dikemas dalam
penyampaian yang sederhana dan mudah diterima pesannya oleh pembaca sehingga
dapat membangkitkan motivasi untuk menjadi lebih baik.
Akhirnya, novel ini pantas dibaca karena memiliki nilai-nilai kehidupan dan mengandung cerita non-fiksi yang dapat menjadi literatur dalam memahami kebudayaan dan permasalahan yang ada di Mesir dan negara-negara sekitarnya.
Akhirnya, novel ini pantas dibaca karena memiliki nilai-nilai kehidupan dan mengandung cerita non-fiksi yang dapat menjadi literatur dalam memahami kebudayaan dan permasalahan yang ada di Mesir dan negara-negara sekitarnya.
Comments
Post a Comment